PRICE LIST OF GLORIA SEAFOOD SUPPLIER BALI 2022

PRICE LIST OF SEAFOOD 2022

Senin, 27 Juni 2011

MADURA


A.     Latar Belakang
Ketika mendengar kata-kata "Madura" mungkin akan terbayang dibagian besar orang, Carok dengan celurit yang tajam dan menteteskan darah. Safo, Sate. Dan ramuan madura. Diantara keempat itu, carok yang sering menimbulkan pertanyaan yang belum terjawab secara tuntas. Sebab carok merupakan suatu pertempuran yang awalnya dimulut ke mulut bahkan mungkin berganti pada sesuatu yang mungkin bisa dihindari yaitu spertikian dengan menggunakan cara yang syirik yaitu santet.
Carok adalah suata kata yang tak asing lagi untu kita dengar sebab dengan terdengarnya kata-kata carok semua itu membuat bulu orang berdiri bagai dikejar hantu.
Carok merupakan tradisi bertarung satu lawan satu dengan menggunakan senjata (biasanya celurit). Tidak ada peraturan resmi dalam pertarungan ini karena carok merupakan tindakan yang dianggap negatif dan krimianal serta melanggar hukum. Ini merupakan cara suku madura dalam mempertahankan harga diri dan "keluar" dari masalah yang pelik.
Banyak yang menganggap carok adalah tindakan keji dan bertentangan dengan ajaran agama meski suku Madura sendiri kental dengan agama Islam pada umunya tetapi, secara indivual masih banyak memegang tradisi carok.   
B.     Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian Carok ? ]
  2. Mengapa Carok sebagai Elemen identifi dan Etnisiti manusia madura ?
  3. Bagaimana Pelaku bentuk carok dan tanggapan terhadapnya ?
C.     Pembahasan
1.      Pengertian Carok
Pengertian Carok paling tidak harus mengandung lima unsur, yaitu tindakan atau upaya pembunuhan antara laki-laki, pelecehan harga diri terutama berkaitan dengan kehormatan perempuan (istri), perasaan malu (malo), adanya dorongan, dukungan persetujuan sosial dan serta perasaan puas, dan perasaan bangga bagi pemenang.
Carok adalah istilah yang berasal dari bahasa madura yang bermaksud berkelahi atau gaduh. Atau bisa ditafsirkan juga "carok" merupakan tindakan "Agresif" yang dilakukan olesh madura terhadap individu lain mempertahankan atau meraih semula harga dirinya, oleh yang demikia carok sangat akrab dengan manusia dan kedua-duanya tidak dapat dipisahkan
2.      Carok Sebagai Elemen Identiti dan Etnisiti Manusia Madura
Sebelum mengupas lebih jauh tentang carok elemen identiti orang Madura, elok sekiranya pembaca dijelaskan tentang pendekatan yang penulis guna untuk memahami konsep identiti. Identiti merupakan satu persoaalan atau konsep yang dapat dilihat sama ada dari sudut pandangan yang sederhana atau yang lebih konpeks. Hal ini kerena identik sebagai satu konsep dapat diliahat sebagai satu objek yang mempunyai dua sisi. Di satu sisi. Identiti dapat dilihat sebagai suatu fenomina yang natural, "kaku", dan tidak perlu diperdebatkan. Pada masa yang sama, ia juga papat dilihat sebagai fenomina yang bersifat "Cair", boleh berubah-ubah, dan diperdebatkan.
Dalam perspektif liberal, identiti dalam konteks hubungan antara individu dengan masyarakat buikanlah satu hal yang rumit. Dikatan demikian kasrena setiap individu mempunyai ciri atau sifat yang sama sehingga menjadikan mereka mempunyai simbol-simbol atau "identiti" sebagai anggota kepada suatu kelompok tertentu dalam masyarakat (Rouse 1995). Namun begitu, perkemabangan terkini dalam bidang antropologi teriutama dalam kajian memberikan hujah yang berbeda. Identiti dilihat sebagai satu proses pembentukan atau knstruksi sosial yang tidak stabil, yang berlaku didalam satu jaringan hubungan kekuasaan(Nonini dan Ong 1997). Oleh yang demikian, identiti tidak harus diluhat sebagai essence atau inti yang tidak berubah karena identiti mepunyai hubungan atau kaitan dengan pelbagai faktor. Dalam pengertian tersebut, identiti merupakan sesuatu yang dibentuk dan bukan telah terbentuk secara semula jadi (becoming rather than being) (Hall 1989). Ia juga tidak tertakluk kepada masa dan ruang (Shotter 1993), dan dibentuk atau dikonstruksi secara sosial (jackson & Pensose 1993).
Sesuai dengan perspektif konstruksi sosial, pembentukan identiti sebagai suatu fenomina sosial dapat difahami dengan melihatnya dalam konteks dua realita sosial. Pertama, realita authority-defined, yaitu realita yang didefinisakan oleh pihak yang berada dalam struktur kekuasaan yang dominan. Kedua, realita sosial everyday-defined, yaitu realita yang didalami sendiri oleh individu dalam kehidupan seharianya. Kedua-duanya realita tersebut wujud secara seiringan pada sebarang waktu (Shamsul 1996). Dalam kehidapan seharian kedua-dua realita tersebut saling berkaitan dan secara berterusan saling mempengaruhi. Oleh yang demikia, kedua-duanya mungkin mempunyai persamaan atau sebaliknya. Hal ini karena realita sosial everiday-defined merujuk kepada sesuatu yang dialami, manakala realita sosial authority-defined hanyalah hasil pemerhatian dan interpretasi. Oleh yang demikian, identiti yang dipunyai oleh seserang mungkin bersifat ganda yaitu disatu sisi adalah hasil dari apa yang dinyatakan oleh autority-defined. Pada sisi yang lain pula. Identitinya itu diperoleh melalui pengalaman hariannya.
Dalam laporan Mohammad Bakir, seorang wartawan kompas tentang orang madura menyebutkan bahwa untuk memahami masyarakat madura memang gampang-gampang susah (Kompas 17 Nobember 2000). Gampang atau mudah karena sifat masyarakat madura yang terbuka. Susah karena tidak semua orang dapat memahami masyarakat secara lengakap dan benar. Berdasarkan sejarah pertembungan masyarakat Madura dengan kelompok etnik lain, mereka cukup dikenal seabagai orang yang giat dan tekun bekerja serta mudah beradaptasi. Orang Madura juga sangat terkenal sebagai orang yang sangat berpegang kepada agama. Namun begitu, pada masa yang sama mereka juga sangat terkenal dengan kekerasan seperti carok. Maka timbul soalan bagaimana sikap beragama boleh berdapingan dengan kekerasan? Untuk memahami lebih lanjut tentang orang madura tentunya tidak cukup dengan hanya mendengar stereotaip tentang mereka. Bagi tujuan itulah, pada masa yang perbincangan berikut kupasan tentang carok menjadi salah satu unsur identiti dalam kehidupan orang madura.  
3.      Pelaku, Bentuk Carok dan Tanggapan Terhadapnya
Menurut Denkers (dalam jonge 1993 :4), umunya orang madura yang melakukan carok adalah lelaki yang berarti seorang lelaki menantang lelaki lain, bukan lelaki menantang wanita, apalagi wanita menantang wanita yang lain. Apabila berlaku pembunuhan atau tindakan kekerasaan oleh seorang lelaki terhadap seorang wanita, atau oleh seorang wanita terhada wanita yang lain, peristiwa tersebut tidak disebut sebagai carok tetapi sebagai atokar (perkelahian) atau mate'e oreng (pembunuhan biasa). Oleh karena itu, bagi orang madura carok adalah urusan lelaki semata-mata dan bukan urusan wanita. Hal tersebut dipertegas dengan ungkapan oreng lake' mate acarok, orang bine' mate arembi yang bermaksud lelaki mati karena carok, perempuan mati karena melahirkan anak (Latief Wiyata 2002 : 177).
Tidak semua tidakan agresif yang dilakukan oleh torang madura dapat dianggap sebagai carok. Pada umumnya, tindakan agresif menyebabkan mangsa hanya mengalami luka ringan hanya disebut oleh madura sebagai atokar atai perkelahian biasa. Carok hanya merujuk kepada tindakan yang menyebabkan mangsa luka parah atau mati. Bahkan lazimnya, pelaku carok hanya akan merasa puas, lega dan bangga sekiranya mangsa mengalami kecederaan parah dan mati.
Carok dapat dilakukan berbagai cara.
1.       Carok dengan cara nyelep adalah tindakan menyerang musuh secara serang hendap, yaitu menyerang secara mengejut dari belakang dan dengan sekali tebas membelah perut atau memotong urat nadi leher (Touwn-Bouwsma 1980). Cara nyelep dianggap lebih mudah untuk menewaskan lawa, namun cara ini dianggap sebagai tindakan pengecut (kerji) atau tidak kesatria. Oleh yang demikian, carok nyelep merupakan suatu usaha yang terancang untuk membunuh seseorang atau menyebabkan kecederaan parah, dengan menggunakan kesempatan sewaktu mangsa dalam keadaan lalai dengan tujuan untuk melepaskan rasa dendam atau rasa sakit hati akibat dipermalukan oleh mangsa di khalayak umum (Soetandyo 1980).
2.      Carok yang kedua ialah dengan menentang musuh secara berhadapan dan tindakan ini boleh dilakukan dimana-mana sahaja.
3.      Carok yang disebut sebagai ngonggai, yang mana pihak yang lain melakukan carok harus mengunjungi rumah lawannya lalu mencabar untuk bertarung secara berdepan.
Carok dalam cara yang kedua dan ketiga tersebut lebih mendeakati apa yang dinyatakan oleh Abdurrahman (1977) tentang carok yaitu sebagai suatu perkelahian yang menggunakan senjata tajam antara seorang individu dengan individu lain atau antara satu kelompok dengan kelompo lain, yang terlebih dahulu dipersetujui tentang tempat dan waktu carok akan dilangsungkan. Namun begitu menurut informasi, carok yang seperti ini sudah jarang berlaku. Carok yang sering berlaku adalah bentuk caro nyelep.
4.      cara yang keempat ialah carok yang disebut sebagai gu'-teggu'sabbu'. Dalam cara ini pelaku carok saling memegang seutas tali pinggang dengan tangan kiri dan pada masa yang sama dengan kanan mereka saling menghayun celurutnya. 6 apapun cara yang dipilih, dalam setiap peristiwa carok pasti akan berakhir dengan cedera parah atau kematian. Biasanya carok yang dilakukan dengan nyelep akan menyebabkan orang yang diserang mati, sedangkan penyerang hanya cedera ringan atau tidak cedera sama sekali. Manakala dalam mendapat kecederaan parah atau mati.   

D.     Kesipulan
Sejak sekian lama, carok tampak tidak dapat dipisahkan dari pada masyarakat Madura. Carok cukup sinonim dengan orang madura biar dimanapun mereka berada, sama ada didaerah tanah tumpah darah mereka ataupun didaerah lain seperti malaysia. Carok jugalah yang menybabkan anggota masyrakatan lain merasa gerun apabila berhadapan dengan orang madura. Di Pontianak, Kalimantan Barat misalnya, carok lah yang menyebabkan Preman atau samseng Batak tidak berkutik.
Carok sebagai suatu fenomina sosial dapat ditafsirkan dari dua sudut yang berbeza. Dari sudut pandang auitority-defined (yang bertitk tolak dari kaca mata pihak yang berkuasa). Carok tentunya dianggap bertentangan dengna peradaban manusia. Oleh yang demikian carok dianggap sebagai suatu tindakan jenayah yang perlu dihetikan.
Carok dimata orang Madura tentunya ditafsirkan berdasarkan pengalaman, nilai dan norma yang menyelubungi kehidupan mereka. Dari sudut pandang every-defined, orang Madura membezakan antara kes bunuh dan carok. Sesuatu kejadian yang berakhir dengan pembuhan diaanggap sebagai kes bunuh atau jenayah apabila ia berlaku tidak berlandaskan alasan membela maruah diri. Kejadian yang didatangi oleh blater atau samseng misalnya tidak dapat dikatakan sebagai carok. Manakala kejadian bunuh yang dilakukan dengan alasan membela meruah. Maka barulah kejadian membunuh itu dinamakan carok.  

2 komentar:

  1. VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA

    Kami VIPQIUQIU99 AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA mengadakan SEO Kontes atau Kontes SEO yang akan di mulai pada tanggal 20 Januari 2017 - 20 Mei 2017, dengan Total Hadiah Rp. 35.000.000,- Ikuti dan Daftarkan diri Anda untuk memenangkan dan ikut menguji kemampuan SEO Anda. Siapkan website terbaik Anda untuk mengikuti kontes ini. Buktikan bahwa Anda adalah Ahli SEO disini. Saat yang tepat untuk mengetest kemampuan SEOAnda dengan tidak sia-sia, hadiah kontes ini adalah Rp 35.000.000,-

    Tunggu apa lagi?
    Kontes SEO ini akan menggunaka kata kunci (Keyword) VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA Jika Anda cukup percaya akan kemampuan SEO Anda, silahkan daftarkan web terbaik Anda SEKARANG JUGA! Dan menangkan hadiah pertama Rp. 10.000.000. Keputusan untuk Pemenang Akan di tentukan dengan aturan kontes SEO yang dapat dilihat di halaman ini.

    Tunggu apa lagi? Ikuti kontes ini sekarang juga!

    CONTACT US
    - Phone : 85570931456
    - PIN BB : 2B48B175
    - SKYPE : VIPQIUQIU99
    - FACEBOOK: VIPQIUQIU99

    BalasHapus